Rabu, 01 Mei 2013



MAKALAH
rencana pemerintah menaikkan harga BBM”

D
I
S
U
S
U
N

Nama: Fitriani S
Nim: 20600112002
Kelas: Fisika 1.2

Pendidikan Fisika
Fakiltas Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddi
Makassar
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sejarah ekonomi Indonesia adalah kisah pertarungan gagasan atas dua pokok,  kepantasan subsidi dan nasib kemakmuran ekonomi. Kerap kali kedua ide tersebut bertemu dalan satu komoditas utama. Pada awal 1980-an Indonesia pernah mendapatkan rezeki minyak, akibat harga minyak melesat menjadi US$ 30/barrel, dari harga sebelumnya dikisaran US$ 10/barrel. Bonanza minyak itu diperoleh karena Indonesia menjadi eksportir minyak, sehingga tiap kenaikan harga minyak internasional merupakan berita gembira karena penerimaan negara meningkat. Tapi, sejak 2003 Indonesia telah menjadi importir neto minyak sehingga kenaikan harga minyak internasional menimbulkan petaka yang panjang. Pengalaman 2005 dan 2008 lalu merupakan cerita pahit betapa menderitanya masyarakat akibat kenaikan harga BBM. Pemerintah tidak mampu melindungi rakyatnya dari situasi tersebut, meskipun dana kompensasi sudah diberikan (BLT).
Rencana pemerintah untuk membatasi subsidi BBM, walaupun terkesan terlambat, layak untuk diapresiasi. Pertanyaannya, apakah pemerintah benar-benar mempunyai keberanian untuk merealisasikannya? Pandangan tersebut sangat beralasan, mengingat ketidaksolidan pendapat para menteri dalam berbagai kesempatan, serta pengalaman 2011 di mana pemerintah beberapa kali berencana mengurangi subsidi BBM tetapi rencana tersebut dibatalkan salah satunya akibat tidak tahan kritik pengamat. Kenaikan BBM yang cukup drastis merupakan konsekuensi yang harus dihadapi akibat ruang fiskal yang semakin sempit serta ketidakberanian pemerintah menaikkan harga BBM dalam beberapa tahun terakhir. Tantangan utama saat ini adalah bagaimana membangun komunikasi dengan rakyat terkait dengan rencana pembatasan subsidi serta bagaimana mengalokasikan dana hasil penghematan secara optimal. Dengan bahasa yang mudah dimengerti, masyarakat perlu diedukasi melalui berbagai forum dan media. Rakyat perlu dipahamkan bahwa Indonesia bukanlah negara yang kaya akan minyak, gas alam dan batu bara seperti yang dipersepsikan selama ini. Fakta bahwa harga BBM di Indonesia jauh lebih murah dari pada harga di banya n nilai yang disesuaikan untuk mengakomodasi kenaikan harga kebutuhan akibat inflasi. Semua rencana tersebut harus dikomunikasikan dengan baik, sekali lagi melalui bahasa yang mudah dimengerti rakyat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Dampak Kenaikan harga BBM ?
2.      Bagaimana Tindakan Pemerintah?
3.      Apa alasan-alasan pemerintah menaikkan harga BBM?
C.     Tujuan Makalah
1.      Untuk mengetahui dampak kenaikan harga BBM
2.      Untuk mengetahui tindakan pemerintah
3.      Untuk mengetahui alasan-alasan pemerintah menaikkan harga BBM











BAB II
PEMBAHASAN
A.     Aspek-aspek kenaikan BBM
Sebelum kita melihat apa yang terjadi di tahun 2012, mari kita perhatikan dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi yang pernah terjadi di Indonesia beberapa tahun yang lalu dan bagaimana dampak dari kenaikan harga BBM sejak tahun 2005-2008. Inilah sejarah dan dampak volatilitas harga BBM dari data-data sebelumnya.
Pada tahun 2005 kenaikan harga BBM pertama kali dilakukan pada 1 Maret 2005 dari Rp1.810/liter menjadi Rp2.400/liter. Tujuh bulan kemudian pada 1 Oktober 2005, pemerintah kembali menaikkan harga BBM sebesar 87,5%dari Rp2.400/liter menjadi Rp4.500 per liter. Saat itu pada 30 Desember 2005, harga minyak mentah ditutup dengan harga USD 61,04/barel. Karena itu pada tahun 2005 inflasi mencapai level 17,11% dan untuk menahan tingginya inflasi, maka Bank Indonesia menaikan suku bunga acuan dari bulan Juli-Desember dari 8,50% ke level 12,25%. Saat itu inflasi impor juga meningkat seiring pergerakan kurs Rupiah terhadap US Dollar yang melemah dari Rp9.090 ke level Rp9.803,92 pada akhir tahun 2005, sehingga terlihat adanya pertumbuhan inflasi yang terlalu tinggi. cadangan devisa sepanjang tahun 2005 menurun dari USD 36 miliar ke USD 34,723 miliar di akhir tahun 2005. Meskipun setiap kali kenaikan harga BBM subsidi selalu memberikan pengaruh negatif ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) namun jika kita perhatikan sepanjang tahun 2005 IHSG tetap menunjukan kenaikan dari 1000,88 ke level 1162,64 (+16,16%) pada akhir tahun 2005.
Pada tahun 2008, tepatnya 24 Mei 2008 pemerintah kembali menaikkan harga BBM dari Rp4.500/liter ke hargaRp6.000/liter karena pada tanggal 23 Mei 2008, harga minyak mentah mencapai harga maksimumnya di harga USD 132,19/barel sehingga menyebabkan peningkatan inflasi kembali mencapai double digit ke 11,06% dan akhirnya kembali Bank Indonesia menggunakan haknya untuk mengintervensi pasar dengan menaikan suku bunga acuan dari 8% ke 9,25% pada akhir tahun 2008. Sepanjang tahun 2008 kurs Rupiah melemah dengan drastis terhadap US Dollar dari Rp9.433,96 ke level Rp11.235,96 pada akhir tahun 2008. Jika kita ingat, Tahun 2008 adalah saat dimana terjadinya krisis ekonomi global yang disebabkan masalah subprime mortgage di Amerika yang akhirnya menular ke negara-negara lainnya. Kembali kenaikan harga minyak menyebabkan kurs Rupiah melemah dengan drastis yang kembali disebabkan capital flight karena jelas investor asing mulai merasakan depresiasi asset Rupiah dengan pertumbuhan inflasi yang sebesar itu sehingga tidak heran adanya oversold di bursa saham yang menyebabkan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) melemah tajam dari 2715,06 ke level 1355,41 (-50,08%) pada akhir tahun 2008. cadangan devisa sepanjang tahun 2008 menurun dari USD 55,999 miliar ke USD 51,639 miliar di akhir tahun 2008.
Dari kenaikan tersebut secara otomatis berdampak buruk untuk masyarakat yang diantaranya :
a.       Harga-harga bahan pokok menjadi naik karena biaya transportasi yang naik;
b.      Biaya hidup semakin tinggi dari sandang, pangan dan papan karena juga terkena dampaknya;
c.       Bertambahnya tingkat penganguran karena disebagian sektor industri  tidak dapat meneruskan usahanya;
d.      Bertambahnya tingkat kriminalitas, akan timbul dalam pemikiran masyarakat miskin untuk bagaimana cara mempertahankan hidup berbagai cara pun dilakukan meskipun melanggar hukum (hidup untuk makan dan makan untuk hidup).
Untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari kenaikan harga BBM pemerintah mengambil beberapa kebijakan, diantaranya adalah pemberian BLT (Bantuan Langsung Tunai), program wajib belajar yang ditanggung negara dan penambahan beasiswa pendidikan untuk masyarakat miskin, penambahan volume dan kuota beras untuk rakyat miskin (Raskin) serta pemberian kompensasi disektor transportasi baik itu bantuan STNK maupun KIR untuk angkutan umum.
B.     Alasan-alasan pemerintah menaikkan harga BBM
Alasan pemerintah menaikan harga BBM biasanya terjadi akibat krisis ekonomi dan politik yang terjadi di negara-negara penghasil minyak, mengakibatkan melambungkan harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) kemudian berimbas kepada APBN. Kenaikan harga BBM merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan APBN yang banyak dihabiskan oleh subsidi. Naiknya harga minyak dunia memaksa pemerintah untuk melakukan penyesuaian terhadap harga minyak di dalam negeri. Harga minyak dunia yang melebihi dari APBN  memicu membengkaknya tambahan subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah.










BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Isu kenaikan harga BBM subsidi sudah muncul sejak setahun lalu. Isu ini terus berkembang hingga muncul rencana membatasi pemakaian BBM subsidi. Sejak itu banyak spekulan yang bermain di bisnis ini mencoba mengambil untung. Caranya BBM ditimbun, dan harga pun melambung tinggi. Kenaikan harga BBM memang pada dasarnya tidak dapat dipungkiri sehubungan dengan berbagai faktor-faktor baik internal dan eksternal yang menekan perekonomian negara. Meroketnya hutang akibat peningkatan ABPN yang harus dialokasikan untuk subsidi BBM. Selain itu, demi mewujudkan peningkatan daya beli masyarakat dan kemandirian perlu adanya upaya untuk terus merangsang masyarakat demi tidak berpangkunya pada subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek tersebut, menerima kebijakan pemerintah untuk melakukan pengurangan subsidi BBM diharapkan dapat menjadi jawaban atas berbagai persoalan ini. Pemerintah harus berani bersikap bahwa, beban anggaran akan semakin berat kalau tidak dinaikkan. Namun, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan untuk diperhatikan pemerintah. Rencana kenaikan harga BBM subsidi telah disambut dengan berbagai aksi demonstrasi, mulai dari mahasiswa hingga buruh. Pada akhirnya kebijakan pun di buat oleh pemerintah dengan dilaksanakannya Sidang Paripurna melalui voting anggota DPR. Meski sidang paripurna pada hari Jum’at, 30 Maret 2012 malam kemarin sangat lama dan diwarnai dengan kealotan serta kericuhan, akhirnya dapat diambil kesimpulan yakni “opsi kenaikan BBM bersyarat di sepakati DPR. Kabar gembira, kenaikan BBM 1 April tidak mungkin di lakukan . Karena dengan alasan harga ICP sekarang tak memungkinkan dinaikannya BBM. Tapi, bila harga minyak mentah Indonesia mencapai US$ 120,75 per barel maka kemungkinan besar BBM akan tetap segera dinaikan. Jalan sidang cukup alot tapi telah disepakati bahwa BBM tidak jadi dinaikan hingga menunggu perkembangan sampai 6 bulan berjalan akan di naikan kembali atau tidak.
B.     Saran
1.       penegakan hukum untuk meredam munculnya motif-motif spekulatif, seperti penimbunan BBM dan barang kebutuhan pokok lainnya, perlu lebih diintensifkan.
2.      pemerintah perlu lebih serius melakukan penataan sistem monitoring dan evaluasi agar tindakan bisa segera dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan spekulatif.
3.      menekan biaya produksi yang selama ini membebani baik sektor pertanian atau industri.
4.      pemerintah harus lebih fokus dan inovatif untuk menjaga dan memperbaiki manajemen stok sebagai jaminan bahwa barang (juga jasa), khususnya barang kebutuhan pokok, tersedia di pasaran pada tingkat harga wajar. Selain memperbaiki jalur distribusi, pemerintah juga harus mempersiapkan diri secara matang untuk melakukan operasi pasar.










DAFTAR PUSTAKA