MAKALAH
“
D
I
S
U
S
U
N
Nama: Fitriani S
Nim: 20600112002
Kelas: Fisika 1.2
Pendidikan Fisika
Fakiltas Tarbiyah Dan
Keguruan
Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddi
Makassar
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sejarah
ekonomi Indonesia adalah kisah pertarungan gagasan atas dua pokok, kepantasan subsidi dan nasib kemakmuran
ekonomi. Kerap kali kedua ide tersebut bertemu dalan satu komoditas utama. Pada
awal 1980-an Indonesia pernah mendapatkan rezeki minyak, akibat harga minyak
melesat menjadi US$ 30/barrel, dari harga sebelumnya dikisaran US$ 10/barrel. Bonanza minyak
itu diperoleh karena Indonesia menjadi eksportir minyak, sehingga tiap kenaikan
harga minyak internasional merupakan berita gembira karena penerimaan negara
meningkat. Tapi, sejak 2003 Indonesia telah menjadi importir neto minyak
sehingga kenaikan harga minyak internasional menimbulkan petaka yang panjang.
Pengalaman 2005 dan 2008 lalu merupakan cerita pahit betapa menderitanya
masyarakat akibat kenaikan harga BBM. Pemerintah tidak mampu melindungi
rakyatnya dari situasi tersebut, meskipun dana kompensasi sudah diberikan (BLT).
Rencana
pemerintah untuk membatasi subsidi BBM, walaupun terkesan terlambat, layak
untuk diapresiasi. Pertanyaannya, apakah pemerintah benar-benar mempunyai
keberanian untuk merealisasikannya? Pandangan tersebut sangat beralasan,
mengingat ketidaksolidan pendapat para menteri dalam berbagai kesempatan, serta
pengalaman 2011 di mana pemerintah beberapa kali berencana mengurangi subsidi
BBM tetapi rencana tersebut dibatalkan salah satunya akibat tidak tahan kritik
pengamat. Kenaikan BBM yang cukup drastis merupakan konsekuensi yang harus
dihadapi akibat ruang fiskal yang semakin sempit serta ketidakberanian
pemerintah menaikkan harga BBM dalam beberapa tahun terakhir. Tantangan utama
saat ini adalah bagaimana membangun komunikasi dengan rakyat terkait dengan
rencana pembatasan subsidi serta bagaimana mengalokasikan dana hasil
penghematan secara optimal. Dengan bahasa yang mudah dimengerti, masyarakat
perlu diedukasi melalui berbagai forum dan media. Rakyat perlu dipahamkan bahwa
Indonesia bukanlah negara yang kaya akan minyak, gas alam dan batu bara seperti
yang dipersepsikan selama ini. Fakta bahwa harga BBM di Indonesia jauh lebih
murah dari pada harga di banya n nilai yang disesuaikan untuk mengakomodasi
kenaikan harga kebutuhan akibat inflasi. Semua rencana tersebut harus
dikomunikasikan dengan baik, sekali lagi melalui bahasa yang mudah dimengerti
rakyat.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
Dampak Kenaikan harga BBM ?
2.
Bagaimana
Tindakan Pemerintah?
3.
Apa
alasan-alasan pemerintah menaikkan harga BBM?
C.
Tujuan
Makalah
1.
Untuk
mengetahui dampak kenaikan harga BBM
2.
Untuk
mengetahui tindakan pemerintah
3.
Untuk
mengetahui alasan-alasan pemerintah menaikkan harga BBM
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Aspek-aspek
kenaikan BBM
Sebelum kita melihat apa
yang terjadi di tahun 2012, mari kita perhatikan dampak dari kenaikan harga BBM
bersubsidi yang pernah terjadi di Indonesia beberapa tahun yang lalu dan
bagaimana dampak dari kenaikan harga BBM sejak tahun 2005-2008. Inilah sejarah
dan dampak volatilitas harga BBM dari data-data sebelumnya.
Pada tahun
2005 kenaikan harga BBM pertama kali dilakukan pada 1 Maret 2005 dari
Rp1.810/liter menjadi Rp2.400/liter. Tujuh bulan kemudian pada 1 Oktober 2005,
pemerintah kembali menaikkan harga BBM sebesar 87,5%dari Rp2.400/liter menjadi
Rp4.500 per liter. Saat itu pada 30 Desember 2005, harga minyak mentah ditutup
dengan harga USD 61,04/barel. Karena itu pada tahun 2005 inflasi mencapai level
17,11% dan untuk menahan tingginya inflasi, maka Bank Indonesia menaikan suku
bunga acuan dari bulan Juli-Desember dari 8,50% ke level 12,25%. Saat itu
inflasi impor juga meningkat seiring pergerakan kurs Rupiah terhadap US Dollar
yang melemah dari Rp9.090 ke level Rp9.803,92 pada akhir tahun 2005, sehingga
terlihat adanya pertumbuhan inflasi yang terlalu tinggi. cadangan devisa
sepanjang tahun 2005 menurun dari USD 36 miliar ke USD 34,723 miliar di akhir
tahun 2005. Meskipun setiap kali kenaikan harga BBM subsidi selalu memberikan
pengaruh negatif ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) namun jika kita
perhatikan sepanjang tahun 2005 IHSG tetap menunjukan kenaikan dari 1000,88 ke
level 1162,64 (+16,16%) pada akhir tahun 2005.
Pada tahun 2008, tepatnya
24 Mei 2008 pemerintah kembali menaikkan harga BBM dari Rp4.500/liter ke
hargaRp6.000/liter karena pada tanggal 23 Mei 2008, harga minyak mentah
mencapai harga maksimumnya di harga USD 132,19/barel sehingga menyebabkan
peningkatan inflasi kembali mencapai double digit ke 11,06% dan akhirnya
kembali Bank Indonesia menggunakan haknya untuk mengintervensi pasar dengan
menaikan suku bunga acuan dari 8% ke 9,25% pada akhir tahun 2008. Sepanjang
tahun 2008 kurs Rupiah melemah dengan drastis terhadap US Dollar dari
Rp9.433,96 ke level Rp11.235,96 pada akhir tahun 2008. Jika kita ingat, Tahun
2008 adalah saat dimana terjadinya krisis ekonomi global yang disebabkan
masalah subprime mortgage di Amerika yang akhirnya menular ke negara-negara
lainnya. Kembali kenaikan harga minyak menyebabkan kurs Rupiah melemah dengan
drastis yang kembali disebabkan capital flight karena jelas investor asing
mulai merasakan depresiasi asset Rupiah dengan pertumbuhan inflasi yang sebesar
itu sehingga tidak heran adanya oversold di bursa saham yang menyebabkan IHSG
(Indeks Harga Saham Gabungan) melemah tajam dari 2715,06 ke level 1355,41
(-50,08%) pada akhir tahun 2008. cadangan devisa sepanjang tahun 2008 menurun
dari USD 55,999 miliar ke USD 51,639 miliar di akhir tahun 2008.
Dari kenaikan tersebut secara
otomatis berdampak buruk untuk masyarakat yang diantaranya :
a.
Harga-harga bahan pokok menjadi naik
karena biaya transportasi yang naik;
b.
Biaya hidup semakin tinggi dari
sandang, pangan dan papan karena juga terkena dampaknya;
c.
Bertambahnya tingkat penganguran
karena disebagian sektor industri tidak dapat meneruskan usahanya;
d.
Bertambahnya tingkat kriminalitas,
akan timbul dalam pemikiran masyarakat miskin untuk bagaimana cara
mempertahankan hidup berbagai cara pun dilakukan meskipun melanggar hukum
(hidup untuk makan dan makan untuk hidup).
Untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan dari kenaikan harga BBM pemerintah mengambil beberapa kebijakan,
diantaranya adalah pemberian BLT (Bantuan Langsung Tunai), program wajib
belajar yang ditanggung negara dan penambahan beasiswa pendidikan untuk masyarakat
miskin, penambahan volume dan kuota beras untuk rakyat miskin (Raskin) serta
pemberian kompensasi disektor transportasi baik itu bantuan STNK maupun KIR
untuk angkutan umum.
B.
Alasan-alasan
pemerintah menaikkan harga BBM
Alasan pemerintah menaikan harga BBM
biasanya terjadi akibat krisis ekonomi dan politik yang terjadi di
negara-negara penghasil minyak, mengakibatkan melambungkan harga Minyak Mentah
Indonesia (ICP) kemudian berimbas kepada APBN. Kenaikan harga BBM
merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan APBN yang banyak
dihabiskan oleh subsidi. Naiknya harga minyak dunia memaksa pemerintah untuk
melakukan penyesuaian terhadap harga minyak di dalam negeri. Harga minyak dunia
yang melebihi dari APBN memicu membengkaknya tambahan subsidi yang harus
dikeluarkan pemerintah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Isu kenaikan harga BBM subsidi sudah muncul sejak
setahun lalu. Isu ini terus berkembang hingga muncul rencana membatasi
pemakaian BBM subsidi. Sejak itu banyak spekulan yang bermain di bisnis ini
mencoba mengambil untung. Caranya BBM ditimbun, dan harga pun melambung tinggi.
Kenaikan harga BBM memang pada dasarnya tidak dapat dipungkiri sehubungan
dengan berbagai faktor-faktor baik internal dan eksternal yang menekan perekonomian
negara. Meroketnya hutang akibat peningkatan ABPN yang harus dialokasikan untuk
subsidi BBM. Selain itu, demi mewujudkan peningkatan daya beli masyarakat dan
kemandirian perlu adanya upaya untuk terus merangsang masyarakat demi tidak
berpangkunya pada subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Dengan
mempertimbangkan berbagai aspek tersebut, menerima kebijakan pemerintah untuk
melakukan pengurangan subsidi BBM diharapkan dapat menjadi jawaban atas
berbagai persoalan ini. Pemerintah harus berani bersikap bahwa, beban anggaran
akan semakin berat kalau tidak dinaikkan. Namun, ada beberapa hal yang perlu
menjadi catatan untuk diperhatikan pemerintah. Rencana kenaikan harga BBM
subsidi telah disambut dengan berbagai aksi demonstrasi, mulai dari mahasiswa
hingga buruh. Pada akhirnya kebijakan pun di buat oleh pemerintah dengan
dilaksanakannya Sidang Paripurna melalui voting anggota DPR. Meski sidang
paripurna pada hari Jum’at, 30 Maret 2012 malam kemarin sangat lama dan
diwarnai dengan kealotan serta kericuhan, akhirnya dapat diambil kesimpulan
yakni “opsi kenaikan BBM bersyarat di sepakati DPR. Kabar gembira, kenaikan BBM
1 April tidak mungkin di lakukan . Karena dengan alasan harga ICP sekarang tak
memungkinkan dinaikannya BBM. Tapi, bila harga minyak mentah Indonesia mencapai
US$ 120,75 per barel maka kemungkinan besar BBM akan tetap segera dinaikan.
Jalan sidang cukup alot tapi telah disepakati bahwa BBM tidak jadi dinaikan
hingga menunggu perkembangan sampai 6 bulan berjalan akan di naikan kembali
atau tidak.
B.
Saran
1.
penegakan hukum untuk meredam munculnya
motif-motif spekulatif, seperti penimbunan BBM dan barang kebutuhan pokok
lainnya, perlu lebih diintensifkan.
2.
pemerintah
perlu lebih serius melakukan penataan sistem monitoring dan evaluasi agar
tindakan bisa segera dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan spekulatif.
3.
menekan
biaya produksi yang selama ini membebani baik sektor pertanian atau industri.
4.
pemerintah
harus lebih fokus dan inovatif untuk menjaga dan memperbaiki manajemen stok
sebagai jaminan bahwa barang (juga jasa), khususnya barang kebutuhan pokok,
tersedia di pasaran pada tingkat harga wajar. Selain memperbaiki jalur
distribusi, pemerintah juga harus mempersiapkan diri secara matang untuk
melakukan operasi pasar.
DAFTAR
PUSTAKA